Sabtu, 03 Desember 2011
Hujan pagi ini mengwali minggu ini membawaku kedalam lamunanku. Hujan itu mengingatkan aku pada sosok wanita yang sangat teguh, sabar, dan tentunya penyayang. Wanita itu adalah Ibuku. Setiap hari ibu harus berjualan di pasar. Beribu-ribu pertanyaan dalam pikiranku, dan persaan cemas dalam hatiku. Berkali-kali nama “Ibu” terucap oleh bibirku. “Ibu bagaimana keadaanmu, apakah engkau sekarang kedinginan?”, tanya aku dalam hati sambil air mata mengalir melalui pipi. Ingin sekali aku menggantikan beliau. Tapi itu tidak mungkin. Aku hanya bisa mempersembahkan kebanggaan dengan cara meraih banyak prestasi. Matahari sudah lama pergi meninggalkan peraduan. Dan digantikan oleh dewi malam . ketika itu bulan purnama, sehingga bulan bersinar sangat terang, ditambah bintang-bintang yang menghiasi langit. Ibu beristirahat didepan tv melepaskan kepenatannya setelah sehari bekerja. “Tadi bagaimana jualannya?” tanyaku dengan nada datar sambil memijat kaki ibu. “Alhamdulillah, setidaknya kita punya uang untuk makan besok”, jawab Ibu dengan nada lelah. Setelah memijat kaki ibu, aku duduk diteras rumah. Kupandang langit yang indah. “Ya Allah tolong kuatkan ibuku menjalani hidup ini”, pintaku dalam hati. Tak terasa waktu sudah malam. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar tidur. * * * Suara adzan subuh membangunkan aku. “Eh-haaa”. Aku menguap. Cepat-cepat aku mengambil air wudlu. Setelah itu aku, adikku mengerjakan pekerjaan rumah dan menyiapkan sarapan. Ya begitulah pekerjaanku setiap hari, karena ibuku berangkat ke pasar dini hari supaya para pelanggannya dapat belanja pagi-pagi. Dan pulang pukul 10.00 wib. Setelah menyiapkan sarapan selanjutnya aku mencuci piring, kemudian aku berangkat sekolah. Aku sekolah dengan naik sepeda yaa..lumayan jarak antara rumah dan sekolahku cukup jauh. Ya hitung-hitung menghemat uang saku karena kebutuhanku banyak untuk sekolah. * * * “tet...tet...tet”. bell masuk berbunyi tepat pukul 07.00 wib. “Segera aku lari menuju kelas X-g, tempat dimana aku belajar. “Sinar kamu tuh telat terus, untung Pak jenggot belum datang”, tegur teman sebangku, Sisil sambil menepuk bahuku. “Ya maap deh, harus gimana lagi ?”, jawabku dengan nafas tersenga-senga. Pak Sam guru bahasa inggris yang biasa dipanggil dengan sebutan Pak Jenggot karena wajahnya yang menyeramkan, masuk ke ruangan kelas. Pelajaran dimulai dengan tenang. * * * “tet....tet....tet..”, bel pulang berbunyi. Aku keluar kelas. “Kak Sinar”, panggil salah seorang adik kelasku, dia disuruh Pal Haris agar aku menghadap belliau di kantor. Aku segera menuju ke kantor tak lupa ku ucapkan terimakasih pada adik kelasku. “Assalamualaikum”, sambil menghampiri Pak Haris yang berada ditempat santai di bawah pohon mangga yang terletak di depan kantor. “Wa alaikum salam”, jawab pak Haris “Minggu depan kamu mewakili sekolah mengikuti lomba siswa teladan tepatnya hari Sabtu tanggal 3 Januari 2010”, memberi informasi kepadaku. “Baik Pak, saya akan berusaha dengan sebaik mungkin agar dapat membawa nama baik sekolah”, jawabku dengan semangat. * * * Sesampainya di rumah aku memberitahu ibu tentang perlombaan itu dan tak lupa aku meminta do’a restu pada ibu. * * * Setiap hari aku belajar untuk mempersiapkan itu, kadang-kadang aku sampai ketiduran, tanpa sepengetahuanku ibu masuk ke kamarku dan kemudian menyelimutiku sebelum beliau berangkat ke pasar. * * * Akhirnya hari itu tiba, perlombaan dimuali pukul 09.00 wib dan berakhir 11.30 wib. Dengan tenang aku mengerjakan soal demi soal. Akhirnya aku menyelesaikan semua soal tepat pada waktunya. Satu jam kemudian hasil perlombaan diumumkan, “dag... dig... dug... dag... dig... dug...”, jantungku berdetak kencang, juara III, II, sudah diumumkan. “Dan juara pertama adalah....…Sinar dari SMAN I Periang”, kata seorang panitia mengmumumkan. Mendengar itu aku langsung sujud syukur. Betapa terkejutnya aku mendengar itu. * * * Ketika sampai di rumah aku langsung memeluk ibu aku dan memberikan piala kemenangan itu. Ibuku terkejut terus menangis dan sujud syukur atas kemenanganku. Mungkin itu yang bisa kupersembahkan unt
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar